Rabu, 29 April 2009

MU 1 - ARSENAL 0

Fitter. Harder. Faster. Stronger. United outfought and outclassed Arsenal on a European night to remember at Old Trafford. Yet the Reds take only a one-goal advantage to the Emirates Stadium next Tuesday, and the road to Rome is not as straightforward as it perhaps could have been.

Sir Alex said before the game that he would happily take a 1-0 victory in this Champions League semi-final, first leg. And United can take heart from this outstanding display of vigour and verve. But after the mauling Arsenal received, the Reds boss will surely only conclude that the winning margin should have been greater.

Right from the off United’s players, backed by an absolutely incredible support, were revved up and right in the faces of the beleaguered Gunners. Carlos Tevez was rewarded for his match-changing second-half display against Tottenham at the weekend with a place in the starting line-up against the Gunners – and he played like he had a statement to make.

Sir Alex’s team selection suggested speed and energy were of the essence. And, spurred on by a fired-up Old Trafford crowd, the Reds made a blistering start, with Wayne Rooney forcing an excellent save from Manuel Almunia after just two minutes. Then Cristiano Ronaldo flashed a cross-shot across the face of goal. It was upbeat and high-tempo stuff, as expected. But Arsenal were nowhere to be seen early on against a hungry-looking Reds team.

Tevez was snap-at-your ankles enthusiastic, Ronaldo and Rooney both looked lively and Darren Fletcher maintained his excellent recent form in the heart of midfield. For Arsenal, away from home and with Emmanuel Adebayor up front on his own, theirs was always bound to be a more patient approach. But even when their first spell of possession eventually arrived, they were booed and barracked into submission.
(Pertandingan Hebat...!!!)

Selasa, 28 April 2009

Dephukham Susun Peraturan tentang Mutasi dan Pemberhentian Notaris

Hingga saat ini, masih banyak peraturan pelaksanaan UU Jabatan Notaris yang belum dikeluarkan. Salah satu yang sedang digodok adalah Peraturan Menteri tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Notaris.

Kepala Subdirektorat Notariat pada Direktorat Perdata Ditjen Administrasi Hukum Umum Dephukham, Agustina Barsono, mengatakan bahwa draft Peraturan Menteri (Permen) tentang Penangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Notaris itu sudah rampung. Peraturan ini akan menggantikan ketentuan mengenai mutasi yang dikeluarkan semasa Yusril. Menurut Agustina, ada perubahan yang masuk ke dalam draft Permen. Paling tidak, materinya disesuaikan dengan Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

Suparno, Kepala Seksi Notariat, membenarkan pernyataan Agustina. Draft Permen tersebut disusun tim sepanjang Februari รข€“ Desember 2005. Menurut Suparno, draft Permen sudah disampaikan ke Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin. "Dalam proses untuk disetujui dan mendapat tanda tangan Menteri," ujar Suparno kepada hukumonline.

Suparno mengakui ada sejumlah materi perubahan yang penting. Misalnya, penyerahan protokol. Notaris yang pindah, pensiun, berhenti, atau meninggal dunia dan mengundurkan diri ditetapkan melalui SK Menteri. Namun sebelumnya terlebih dahulu dibuat melalui berita acara yang dibuat di depan majelis pengawas. Notaris yang cuti pun harus harus menunjuk notaris pengganti. Bila tidak ditunjuk, maka Majelis Pengawas Daerah (MPD) menunjuk notaris lain sebagai pemegang protokol notaris.

Materi lain adalah proses pengangkatan notaris. Diusulkan pengangkatan paling lama 90 hari setelah berkas dinyatakan lengkap dan formasi telah ada. Syaratnya, pengiriman dokumen tidak melalui pos. Selain itu, akan dibahas pula soal rangkap jabatan.

Pasal 8 UU No. 30 Tahun 2004 menegaskan bahwa notaris berhenti atau diberhentikan bila merangkap jabatan. Rangkap jabatan dimaksud, sesuai pasal 3 huruf g, adalah untuk pegawai negeri, pejabat negara, advokat atau jabatan lain yang dilarang undang-undang.

Formasi Kota Besar
Ketika disinggung mengenai kebijakan penutupan formasi di lima kota besar yang dikeluarkan semasa Menteri Yusril Ihza Mahendra, Agustina mengatakan sudah tidak begitu lagi. Kini Dephukham tidak menutup sama sekali kemungkinan penempatan notaris baru di Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya dan Semarang. Pada Maret 2004, di depan Komisi II DPR, Yusril pernah mengungkapkan kebijakan menutup pengangkatan notaris baru di lima kota tersebut.

Di Ibukota Jakarta misalnya. Jumlah notaris yang berkantor di sini cukup banyak. Domisili dan ikut suami menjadi alasan penting berpindahnya notaris ke Jakarta. Maklum, kebutuhan akan notaris di sini cukup tinggi. Meskipun sudah padat, Dephukham tidak akan menutup sama sekali untuk penempatan notaris baru. "Jakarta penuh, tetapi bukan berarti menutup," kata Agustina.

Salah satu alasan perubahan kebijakan itu adalah demi menghargai hak asasi notaris. Apalagi, faktanya, di lima kota besar itu sudah ada notaris yang meninggal, pensiun atau pindah. Sehingga dibutuhkan pengisian formasi baru. Toh, untuk pindah ke lima kota besar itu tidak sembarangan. Ada syarat khusus, misalnya terlebih dahulu bertugas di daerah selama tiga sampai lima tahun.
[sumber:hukumonline.com]

Senin, 27 April 2009

Mencoba Menganalisa Barca vs The Blues


Siapa sih yang tidak mau menonton pertandingan bola ini....semifinal Champion ship ini sungguh seru...
Di team Barcelona selain ada Messi yang jago gocek...plus Henry dan Etoo yang haus gol juga menarik saya ulas adalah si Xavi dan Iniesta.
Dua orang ini seperti tidak pernah lelah ...kalau diumpamakan seperti bis malam cepat yang melayani rute Jawa Bali..gak pernah matiin mesin...coba perhatikan pemain ini ...gerakan dan insting nya..Kalau sudah bawa bola maka pemain Barca yang lain pasti bergerak maju ...kalau saya umpamakan dia ini sebagai jenderal lapangan..!! Selain tak kenal lelah , duo ini pintar dan cerdik mengatur kendali dan irama permainan..
Iniesta is fast, direct and reads the game superbly. He adopted a more attacking position in his first team appearances. The coach give him a wider role on the right.
Xavi is the playmaker of the team in every game and shows no nerves whatsoever as he guides the team with an extraordinarily cool head.
He is another example of the good work being carried out in the youth teams of Barcelona, especially in the position referred to as number 4 and as he has matured he has shown an increasing ability to adapt himself to different positions in the midfield when his manager has called on him.
This demonstrates what is perhaps Iniesta's greatest strength his versatility and professional attitude towards whatever job the coach hands him. Andres is not a showy player, an attribute that matches his off the field persona, but gives a guarantee of practicality and elegance.

Kalau Chelsea mau menahan Barca atau mau menang...maka harus si Xavi dan Iniesta ini harus dilumpuhkan...bukan menjaga si Messi..!!atau Henry atau Etoo..!!
Merekalah nyawa team Barca..
Kalau perlu pegang bajunya si Xavi...tackling kakinya dari belakang ...alhasil si Essien dapat kartu...si Terry dapat kartu ...akhirnya si Chelsea kalah !! hehehe.....
(saya penggemar berat Barca...sorry lah yau kalau BArca kalah....heheh)

Jumat, 24 April 2009

Hidup di tepi rel KA

write by Arigawa on Malang 23/04/2009

Gelegar di pagi hari sekitar jam 4 pagi baru tidur 30 menit yang lalu di hotel Pejajaran..Gerbong besar nan riuh sambil menjerit...bangunkan ragaku..Temanku Pak Susila tidur lelap mungkin saking capeknya melintasi Bali - Malang 12 jam non stop dengan Innova terbaru..Kereta Api memaksa di keheningan malam...sambil mengangkut penumpang malam itu di stasiun kereta api sebuah kota ke kota lain.
Pelan-pelan aku bangun sambil minum segelas air putih sembari menyalakan rokok kretek lokal setia menemani. Malam itu Malang dan keempat kawan datang ingin mencatatkan dirinya di PS MKn UB. mereka ngorok semua... Tak peduli.

Mereka datang dengan karakter dan prinsip kokoh pada pendirian, idealis dan dilengkapi visi hidup yang tinggi yaitu ingin jadi Pejabat Negara. Mereka mencoba bersaing ditengah kerasnya persaingan ....mengingatkan deburan ombak rayuan lupa ingatan.

Malam berikutnya...suatu ketika di Hotel Pejajaran saya menoleh kesamping ...dan melihat perumahan kumuh di sepanjang rel kereta api. melihat rel kereta api yang lurus dan semakin menghilang, mengingatkan jalan hidup yang masih panjang...saya lalu duduk kembali bersama keempat kawannya sambil menghisap dalam-dalam rokok, kopi, mempermainkan bidak catur serta melanjutkannya dengan komentar yang sedikit mengomel meyaksikan orang-orang disekitar hotel, salah satunya tamu yang mungkin lagi selingkuh...kami seakan tidak peduli.
Manusia pasrah. Manusia yang kalah. Terasing terbuang di tengah ramai. tidak lama suara mendesing diikuti klakson memecah di keheningan malam ....Kereta Api datang lagi....

Di hotel Pajajaran di jalan Sutoyo membuatku tidak bisa nyenyak tidur...riuh ...STRESS..pak Agung security...tolong belikan kami bir bintang...mabok aja kalau gitu...huuh...