Jumat, 24 April 2009

Hidup di tepi rel KA

write by Arigawa on Malang 23/04/2009

Gelegar di pagi hari sekitar jam 4 pagi baru tidur 30 menit yang lalu di hotel Pejajaran..Gerbong besar nan riuh sambil menjerit...bangunkan ragaku..Temanku Pak Susila tidur lelap mungkin saking capeknya melintasi Bali - Malang 12 jam non stop dengan Innova terbaru..Kereta Api memaksa di keheningan malam...sambil mengangkut penumpang malam itu di stasiun kereta api sebuah kota ke kota lain.
Pelan-pelan aku bangun sambil minum segelas air putih sembari menyalakan rokok kretek lokal setia menemani. Malam itu Malang dan keempat kawan datang ingin mencatatkan dirinya di PS MKn UB. mereka ngorok semua... Tak peduli.

Mereka datang dengan karakter dan prinsip kokoh pada pendirian, idealis dan dilengkapi visi hidup yang tinggi yaitu ingin jadi Pejabat Negara. Mereka mencoba bersaing ditengah kerasnya persaingan ....mengingatkan deburan ombak rayuan lupa ingatan.

Malam berikutnya...suatu ketika di Hotel Pejajaran saya menoleh kesamping ...dan melihat perumahan kumuh di sepanjang rel kereta api. melihat rel kereta api yang lurus dan semakin menghilang, mengingatkan jalan hidup yang masih panjang...saya lalu duduk kembali bersama keempat kawannya sambil menghisap dalam-dalam rokok, kopi, mempermainkan bidak catur serta melanjutkannya dengan komentar yang sedikit mengomel meyaksikan orang-orang disekitar hotel, salah satunya tamu yang mungkin lagi selingkuh...kami seakan tidak peduli.
Manusia pasrah. Manusia yang kalah. Terasing terbuang di tengah ramai. tidak lama suara mendesing diikuti klakson memecah di keheningan malam ....Kereta Api datang lagi....

Di hotel Pajajaran di jalan Sutoyo membuatku tidak bisa nyenyak tidur...riuh ...STRESS..pak Agung security...tolong belikan kami bir bintang...mabok aja kalau gitu...huuh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oke oke oke